KREATIVITAS DAN INOVASI
Disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah: Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Rudi Hermawan, S.HI., M.SI.
Disusun Oleh: Kelompok 2
Moh Halil (150711100068)
Halwa Fairuzzah (150711100074)
Muhammad Aliyul Wafa (150711100079)
Meike Regita Putri (150711100085)
PROGRAM STUDI HUKUM BISNIS SYARIAH
FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017-2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur atas
kehadirat Allah yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya
kepada kami berupa iman, ihsan maupun kesehatan dan Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan
semua umat yang mengikuti pentujuknya.
Atas Rahmat dan Hidayah yang diberikan oleh
Allah SWT kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kehadiran
makalah ini diharapkan dapat melengkapi tugas “Kewirausahaan”. Materi-materi yang disajikan dalam makalah
ini, disaring dari berbagai referensi yang memuat informasi mengenai “Kreativitas dan
Inovasi”. Diharapkan
pembaca dapat memahami dengan baik dan benar.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama
kelompok yang akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna, masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kebaikan makalah ini.
Bangkalan, 28 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C.
Tujuan............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kreatifitas........................................................................ 4
B.
Langkah-langkah berfikir Kreatif....................................................... 6
C.
Pengertian Inovasi............................................................................. 8
D.
Karakteristik Inovasi....................................................................... 10
E.
Prinsip-Prinsip Inovasi..................................................................... 12
F.
Peluang Inovasi............................................................................... 15
G.
Proses Adopsi dan Inovasi............................................................... 19
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
wirausaha sama dengan wiraswasta yaitu orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.[1]
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menyaksikan berbagai aktifitas sebagai
berikut. Seorang atau sekelompok orang mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli
sejumlah barang, kemudian barang tersebut dipajang di lokasi tertentu untuk
dijual kembali kepada konsumennya.[2]
Sederhananya seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai suatu usaha,
tanpa adanya rasa cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.[3]
Untuk berwirausaha, inovasi dan kreativitas
adalah hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri wirausaha demi
perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha. Keduanya sering kali dipandang hampir
serupa. Inovasi dan kreativitas adalah inti dari kewirausahaan. Pada dasarnya
sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif
terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja
usaha. Sedangkan kreatifitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat
masalah dan peluang.[4]
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang
untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Minat usaha tersebut
perlu diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang, seperti dalam hal
menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan
kemampuan seorang pengusaha. Pemilihan bidang usaha harus disertai dengan
berbagai pertimbangan, seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman
sebelumnya.[5]
Seorang ahli, yaitu Peter F. Ducker
mengatakan bahwa wirausaha merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Pengertian tersebut mengandung maksud bahwa seorang wirausaha
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang
ada sebelumnya. Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu
proses penerapan kreativitas beserta inovasi dalam memecahkan persoalan yang
baru dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Dari kedua pendapat di atas disimpulkan bahwa
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha
yang memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk
menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan
inovasi tersebut nantinya akan berkontribusi bagi masyarakat banyak.[6]
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari kreatifitas ?
2. Apa saja langkah-langkah berfikir kreatif ?
3. Apa pengertian dari inovasi ?
4. Bagaimanakah karakteristik inovasi ?
5. Jelaskan prinsip-prinsip inovasi ?
6. Bagaimanakah peluang inovasi ?
7. Bagaimanakah proses adopsi dan inovasi ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui dan memahami pengertian kreativitas.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami langkah-langkah berfikir kreatif.
3.
Untuk
mengetahui dan memahami pengertian inovasi.
4.
Untuk
mengetahui dan memahami karakteristik inovasi.
5.
Untuk
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip inovasi.
6.
Untuk
mengetahui dan memahami.
7.
Untuk
mengetahui dan memahami proses adopsi dan inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kreatifitas
Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu
produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu
tugas yang lebih bersifat heuristic daripada
algorithmic (Dollinger, 1995).
Sedangkan yang dimaksud dengan heuristic adalah
sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang
akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang
baru. Heuristic bagaikan suatu map (peta buta) yang belum jelas dimana
kita dan kemana kita akan berjalan. Heuristic
menstimulasi seseorang untuk belajar lebih dalam untuk dirinya, seperti
bagaimana menuju kota B dari kota A dengan petunjuk map yang kurang jelas
tersebut.
Algorithm
adalah suatu mekanikal set dari aturan-aturan, suatu
perencanaan operasi yang telah diset sebelumnya untuk pemecahan suatu masalah,
pengambilan keputusan, dan penyelesaian suatu konflik. Contohnya, melempar satu
koin mata uang adalah suatu algorithm
karena jumlah sisi dari koin dan indikator dari kepala atau ekor telah ditetapkan
dengan jelas sehingga hasilnya dapat diperkirakan jika koin tersebut
dilemparkan.
Rockler dalam Innovative Teaching Strategies mendefinisikan bahwa; kretaivitas
adalah seseorang yang dengan sadar mendapatkan suatu perspektif baru dan
sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru. Kreativitas tersebut melalui suatu
proses yang sangat penting dalam tindakan yang orisinil, yang berhubungan
dengan produksi, menghasilkan sesuatu yang unik dari seseorang di satu pihak,
dan material, kejadian, atau lingkungan dari kehidupannya dilain pihak.[7]
Menurut
kamus Webster dalam
Anik Pamilu (2007:9)
kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk mencipta yang
ditandai dengan orisinilitas
dalam berekspresi yang bersifat
imajinatif. Beberapa ahli mendefinisikan kreativitas sebagai berikut:
1.
Menurut
James J. Gallagher
dalam Yeni Rachmawati
(2005:15) mengatakan bahwa “Creativity
is a mental process by which an individual crates new ideas or products, or
recombines existing ideas and product, in
fashion that is novel to
him or her “ (kreativitas merupakan
suatu proses mental
yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat pada dirinya.
2.
Menurut
Supriadi dalam Yeni
Rachmawati (2005:15) mengutarakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun
karya nyata yang
relatif berbeda dengan
apa yang tealah ada.
Kreativitas merupakan
kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang mengimplikasikan terjadinya
eskalasi dalam kemampuan
berpikir, ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi
antara tahap perkembangan.
Kreativitas
adalah kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1990:
456), kreativitas juga
dapat bermakna sebagai kreasi
terbaru dan orisinil
yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses mental yang unik untuk
menghasilkan sesuatu yang
baru, berbeda dan
orisinil. Kreativitas merupakan
kegiatan otak yang
teratur komprehensif, imajinatif
menuju suatu hasil yang orisinil.[8]
Berdasarkan beberapa
definisi diatas dapat
kita tarik kesimpulan
bahwa kreativitas merupakan suatu
proses mental individu
yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru
yang efektif yang
bersifat imajinatif,
fleksibel, suksesi, dan
diskontinuitas, yang berdayaguna
dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah. Jadi
kreativitas merupakan bagian
dari usaha seseorang. Kreativitas
akan menjadi seni
ketika seseorang melakulan
kegiatan. Dari pemikiran yang
sederhana itu, penulis
melakukan semua aktivitas
yang bertujuan untuk memacu atau menggali kreativitas.
B.
Langkah-langkah berfikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir
yang mana berusaha menciptakan gagasan atau ide baru yang fresh. Berpikir kreatif juga dapat dikatakan berpikir divergen yang merupakan cara berpikir
dengan memberikan berbagai kemungkinan jawaban untuk pertanyaan yang sama
seperti melihat suatu permasalahan dari berbagai perspektif. Kemampuan berpikir
kreatif seseorang akan semakin tinggi jika mampu memberikan semakin banyak
solusi untuk suatu masalah dengan menekankan ketepatgunaan yang belum umum
diterapkan. Produk dari cara berpikir kreatif adalah kreativitas yang dapat
menghasilkan sesuatu yang baru dan segar, dari sesuatu yang sebelumnya belum
ada, atau kombinasi baru dari sesuatu yang sudah ada. Untuk itu penemuan
teknologi, penetapan kebijakan, temuan teori dan lainnya merupakan hasil dari
berpikir kreatif. Dengan begitu, cara berpikir kreatif sangat penting
peranannya dalam hidup. Dengan mulai belajar berpikir kreatif, para pemuda
belajar pula meningkatkan kualitas hidupnya.
Berikut adalah tiga langkah yang dapat
diikuti untuk mulai berpikir kreatif.[9]
1.
Warm
Up
Sebagai pemuda berkualitas, mulailah dengan
pemanasan seperti menuliskan masalah-masalah yang ada di sekitar kita, kemudian
mulai mengidentifikasi aspek yang mempengaruhinya. Kita dapat memunculkan
berbagai pertanyaan terkait dengan masalah tersebut. Kita juga dapat mendapatkan sebanyak mungkin
informasi yang relevan dengan masalah tersebut lalu kemudian informasi tersebut
dapat diproses secara analogis untuk menjawab pertanyaan yang timbul
sebelumnya. Pada akhir tahap pemanasan ini, kita perlu mengoptimalkan fungsi
otak untuk menghubungkan aspek pemsalahan dengan inti permasalahan serta
informasi yang telah dimiliki.
2.
Finding
Inspiration
Dalam proses pencarian inspirasi ini perlu
keadaan yang tenang dan tidak gegabah. Proses ini sangat bergantung pada
informasi yang kita serap karena semakin banyak informasi maka akan semakin
banyak inspirasi yang akan muncul. Inspirasi yang muncul ini sebaiknya tidak
dibiarkan begitu saja karena terkadang inspirasi datang diwaktu yang tak
terduga dan mudah hilang lagi dalam pikiran. Untuk itu kita perlu memperjelas
inspirasi-inspirasi yang muncul atau mengiluminasinya
3.
Breaking Through The Box
Setelah semua inspirasi dikumpulkan dan dimatangkan dengan informasi
yang didapat, tinggal menguji dan menilai dengan kritis hasil akhir dari
pemikiran kita tersebut. Hilangkan semua batasan-batasan yang mengungkung
gagasan yang kita dapatkan. Karena slogan think
out of the box merupakan panutan orang yang cara berpikirnya tidak
konvensional. Berpikir kreatif membutuhkan kebebasan dalam berpikir dan
berekspresi, yang juga kemandirian berpikir. Untuk itu, jangan takut jika
menghasilkan pemikiran atau gagasan yang luar biasa aneh atau bahkan dianggap
tidak rasional.
C.
Pengertian Inovasi
Inovasi (Innovation)
ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu
berupa hasil invensi atau diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi sebagai alat,
hal, atau gagasan yang baru dimana hal tersebut belum pernah ada sebelumnya,
dimana dengan terciptanya hal baru tersebut diharapkan dapat menjadi sesuatu
yang menarik dan berguna. Seseorang yang selalu berinovasi maka dapat dikatakan
seorang yang inovatif, orang yang melakukan inovasi tersebut disebut dengan
inovator.[10]
Dalam kemajuan era globalisasi saat ini
seorang wirausahawan dituntut agar terus berinovasi, menghadirkan suatu hal
yang baru, yang unik, yang lebih efisien, dan lebih baik dari produk dan jasa
sebelumnya, seorang wirausahawan yang dapat terus menerus melakukan sebuah
inovasi dalam usahanya maka dapat mempertahankan usaha hingga dalam umur yang
panjang. Dapat kita bayangkan apabila seorang pengusaha tidak pernah berinovasi
dalam produknya tentu masyarakat akan merasa bosan, karena tidak adanya
pembaharuan. Selain hal tersebut, persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah
ketat, dimulai dengan persaingan harga, kualitas, dan hal terpenting adalah
produknya sendiri (harus ada sesuatu yang baru) bila wirausahawan tidak mampu
mempertahankan eksistensi produknya di pasaran sudah jelas akan tergeser oleh
pesaing yang dapat terus berinovasi dalam produknya itu dapat mengambil alih
perrhatian konsumen, jika perhatian konsumen dapat beralih dapat dipastikan
produk kita tidak dapat dikonsumsi seperti biasanya dan menjadikan pendapatan
perusahaan menurun.
Pengertian inovasi menurut UU No. 18 Tahun
2002, inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan
yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Sedangkan
menurut para ahli inovasi, yaitu:
1.
Everett M. Rogers (1983) mendefinisikan bahwa
inovasi ialah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang didasari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seorang atau sekelompok untuk
diadopsi.
2.
Edquist ( 1999, 2001) mendefinisikan bahwa
inovasi ialah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun intangible) yang memiliki nilai ekonomi
yang berarti (signifikan), yang umumnya dilakukan oleh perusahaan atau
kadang-kadang oleh para individu.
3.
Rosenfield (2002) mendefinisikan bahwa
inovasi ialah eksploitasi yang berhasil dari suaru gagasan baru (the succesful exploitation of a new idea;
Mitra, 2001 dan the British Council,
2000), atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, ketrampilan
teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru.
Inovasi merupakan fungsi pertama dalam proses kewirausahaan.[11]
Perusahaan
dapat melakukan inovasi dalam bidang:[12]
1.
Inovasi produk (barang, jasa, ide dan
tempat).
2.
Inovasi manajemen (proses kerja, proses
produksi, keuangan, pemasaran, dll).
D.
Karakteristik Inovasi
Menurut
Rogers (1995), karakteristik
inovasi terdiri atas
lima aspek yaitu Keunggulan
relatif (relative advantage), Kompatibilitas (compatibility), Kerumitan (complexity) , kemampuan untuk diujicobakan (trialability), dan kemampuan untuk diamati (observability). Masing-masing
aspek ini dijadikan sebagai patokan dalam penerimaan maupun
penundan adopsi produk inovatif karena
dianggap sudah mampu mewakili semua aspek kemampuan konsumen dalam
menerima ataupun menunda produk inovatif.[13]
1.
Keunggulan Relatif (Relative Advantege)
Keunggulan relatif adalah derajat dimana
suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dibandingkan dengan yang pernah
ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa faktor, seperti faktor ekonomi,
prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar keunggulan relatif
dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
2.
Kompatibilitas (Compatiballity)
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi
tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa
lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide
baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu
tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya inovasi yang sesuai (compatible).
3.
Kerumitan (complexity)
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap
sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi
tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi
dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh
pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
4. Kemampuan untuk
diujicobakan (Trialability)
Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana
suatu inovasi dapat diuji coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat
diujicobakan dalam setting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi.
Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan
keunggulannya
5. Kemampuan untuk
diamati (Observability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil
suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat
suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut
mengadopsi. Semakin besar keunggulan relatif, kesesuaian, kemampuan untuk
diujicobakan, dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya
semakin cepat diadopsi.
E.
Prinsip-Prinsip Inovasi
Pelaksanaan inovasi baik dan terarah adalah
inovasi yang dihasilkan dari sesuatu yang kecil dan terfokus (Drucker 1985).
Drucker membahkan prinsip-prinsip inovasi meliputi petinjuk apa yang dilakuan,
hal-hal yang harus dihindari dan tiga persyaratan dalam melakukan inovasi. Hal-hal yang harus
dilakukan dalam berinovasi adalah :
1.
Inovasi yang terarah dan sistematis. Inovasi
yang terarah mempertimbangkan area yang berbeda, sumber-sumber yang berbeda,
kepentingan yang berbeda dan waktu yang berbeda. Inovasi yang sistematis
diawali dengan analisis peluang dan langkah-langkah dari sederhana ke kompleks.
2.
Inovasi meliputi hal yang konseptual maupun
perseptual. Konseptual meliputi konsep perubaha terbaik bagi organisasi,
perseptual meliputi hasil evaluasi perusahaan, analisis sumberdaya imternal,
pelanggan dan pengguna, pelaku inovsi dapat mengetahui kepuasan, peluang,
harapan, nilai kebutuhan.
3.
Inovasi harus efektif, sederhana dan
berfokus;
4.
Inovasi yang efektif harus dimulai dari hal
yang terkecil;
5.
Membutuhkan komitmen yang kuat dari seorang
pimpinan.
Adapun
hal yang dihindari dari preaktek inovasi menurut Peter Drucker (136-138).
1.
Jangan melakukan hal yang banyak dalam satu
waktu yang bersamaan.
2.
Jangan berinovasi untuk masa deapan,
berinovasilah untuk masa sekarang, persyaratan yang harus dipenuhi saat
melakukan inovasi.
3.
Inovasi adalah kerja, maka hal itu
membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang tinggi.
4.
Inovator harus membangun inovasi berdasarkan
kekutan sendiri.
5.
Inovasi adalah dampak dari perubahan eonomi
dan kemasyarakatan. Perbedaan dari perilaku konsumen, guru, petani harus dekat
dengan pasar dan dipicu oleh kondisi pasar.
Prinisp
inovasi yang dikemukakan Drucker ini menekankan bahwa inovasi dilakuakan mulai
dari sesuatu yang sederhana, kecil, berfokus, memenuhi kebutuhan sekarang yang
dijalankan dengan didasari pengetahuan, memeprtimbangkan berbagai aspek, dan
perlu komitmen yang kuat.[14]
Dalam
melakukan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:[15]
1.
Sesuatu yang harus dilakukan
a.
Menganalisi peluang
b.
Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan
peluang
c.
Sederhana dan terarah
d.
Dimulai dari yang kecil, dan
e.
Kepemimpinan.
2.
Sesuatu yang tidak harus dilakukan[16]
a.
Mencoba untuk menjadi pandai.
b.
Mencoba inginmengerjakan sesuatu yang banyak.
c.
Mencoba inovasi untuk masa yang akan datang.
3.
Kondisi[17]
a.
Memerlukan ilmu pengetahuan.
b.
Membangun keunggulannya sendiri.
c.
Inovasi adalah efek ekonomi dari masyarakat.
Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai
ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna
lainnya. Suryana (2003) inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan”. Keeh (2007) menjelaskan inovasi sangat penting
karena terdapat alasan berikut:
1.
Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya
produk baru, proses dan layanan baru dari pesaing, dan ini mendorong usaha entrepreneurial untuk bersaing dan
sukses. Yang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi
baru.
2.
Efek perubahan lingkungan terhadap siklus
hidup produk semakin pendek, yang artinya bahwa produk atau layanan lama harus
digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat, dan ini bisa terjadi karena ada
pemikiran kreatif yang menimbulkan inovasi.
3.
Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut
pemenuhan kebutuhan. Harapan dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam
hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen
sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.
4.
Dengan pasar dan teknologi yang berubah
sangat cepat, ide yang bagus dapat semakin mudah ditiru,dan ini membutuhkan
metode penggunaan produk, proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang
lebih cepat secara kontinyu.
5.
Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih
cepat, meningkatkan segmen pasar, dan menciptakan posisi korporat yang lebih
baik.
F.
Peluang Inovasi
Inovasi dapat bersumber dari adanya
peluang-peluang sebagai berikut:[18]
1.
Penelitian dan Pengembangan
Inovasi dapat dihasilkan melalui suatu
penelitian dan pengembangan (research and
development). Perusahaan-perusahaan yang telah maju atau besar umumnya
mempunyai satu divisi khusus untuk melakukan penelitian dan pengembangan bagi
bagi produk-produk barunya. Penelitian dan pengembangan ini merupakan suatu
inovasi yang sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Perusahaan ini
berprinsip harus melakukan inovasi terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
2.
Keberhasilan/kegagalan
Keberhasilan/kegagalan baik dari perusahaanan
sendiri maupun dari perusahaan lain dapat dijadikan sumber ide bagi suatu
inovasi. Keberhasilan peluncuran suatu produk merupakan ide untuk melakukan
inovasi bagi produk yang lainnya. Produk inovasi tersebut dapat sama tetapi
dengan perbedaan spesifikasinya. Misalnya, munculnya kendaraan diesel Isuzu
Panther merupakan sumber inovasi bagi Toyota Kijang untuk memproduksi kendaraan
diesel Kijang baru dengan bahan bakar solar. Peluncuran suatu produk juga dapat
menjadi sumber inovasi bagi produk suplemen lainnya. Misalnya, produk aksesoris
kendaraan merupakan suplemen bagi produk tersebut diluncurkan.
3.
Kebutuhan, keinginan, dan dayabeli masyarakat
Inovasi dapat bersumber dari memperhatikan
kebutuhan, keinginan dan daya beli masyarakat. Misalnya, semua masyarakat
mempunyai kebutuhan akan perumahan. Namun keinginan dari individu masyarakat
tersebut berbeda-beda sesuai dengan selera dan keadaan ekonomi mereka.
Selanjutnya permintaan akan perumahan akan dipengaruhi oleh daya beli
masyarakat. Seorang yang butuh perumahan mungkin menginginkan rumah yang besar
dengan harga yang lebih mahal. Namun karena kemampuan daya belinya tidak
memadai maka ia harus membeli rumah yang kecil yang terjangkau oleh daya
belinya. Seorang pemimpin perusahaan dalam hal ini harus membuat perumahan
dengan tipe-tipe yang sesuai dengan keinginan dan daya beli mereka.
a.
Kebutuhan fisik (physiological needs), yaitu kebutuhan dasar hidup seperti air,
udar, sandang, pangan, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
b.
Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan perlindungan terhadap bahaya,
terbebas dari rasa ketakutan, dan keamanan.
c.
Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa dicintai, dimiliki,
berafiliasi, dan diakui.
d.
Kebutuhan penghargaan (esteems needs), yaitu keutuhan akan prestasi, pengakuan dan status.
e.
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu
kebutuhan untuk mengaktualisasikan kemampuan potensial dengan menggunakan bakat
yang kreatif.
4.
Persaingan
Persaingan adalah sumber inovasi yang sangat
besar andilnya dalam peluncuran produk-produk baru. Dengan adanya persaingan
perusahaan akan terdorong untuk melakukan inovasi. Sebagai contoh, persaingan
dalam produk pasta gigi dari beberapa merek menyebabkan perusahaan meningkatkan
penelitian dan pengembangan akan produknya untuk menciptkan produk-produk baru
dengan spesifikasi dan keunggulannya masing-masing.
5.
Demografi
Perubahan demografi dapat merupakan sumber
inovasi untuk menyesuaikan produk-produk yang ada atau membuat produksi yang
sama sekali baru. Perubahan demografi meliputi; usia, seks, jumlah keluarga,
siklus kehidupan keluarga, pendapatan, kedudukan, pendidikan, agama, ras,
kebangsaan.
6.
Perubahan Selera
Konsumen dapat diasumsikan mudah tertarik
dengan sesuatu yang baru atau berbeda dari apa yang biasa dilihatnya
sehri-hari. Konsumen mempunyai keinginan untuk tampil beda dengan yang lainnya
sesuai dengan seleranya masing-masing. Perubahan harus cermat memperhatikan
selera para konsumen dan perubahannya untuk segera melakukan inovasi bagi
produknya.
7.
IPTEKS baru
Munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru
untuk memudahkan memproduksi suatu barang atau jasa dapat merupakan sumber
inovasi. Contoh dengan adanya komputer maka produksi dalam industri percetakan
dan grafika mengalami revolusi. Percetakan dapat menampilkan gambar seperti
foto dengan lebih mudah dan cepat. Revolusi ini mengakibatkan perubahan dalam
perwajahan kemasan (packaging) suatu
barang.
Sumber inovasi menurut Drucker (1995) adalah
sebagai berikut:
a.
Tidak diperkirakan (the unexpected)
-
Sukses yang tidak diperkirakan
-
Kegagalan yang tidak diperkirakan
b.
Ketidaksesuaian (incongruities)
c.
Proses kebutuhan (process need)
d.
Struktur pasar dan industri (industry and market struktures).
e.
Demografi (demographics)
f.
Pengetahuan baru (new knowledge)[19]
G.
Proses Adopsi dan Inovasi
Pelanggan yang mengadopsi suatu inovasi dari
produk akan melalui proses sebagai berikut :
a.
Awarness.
Pada
tahap ini calon pelanggan baru menaruh perhatian terhadap inovasi tetapi masih
memiliki sedikit informasi terhadap produk inovatif. Tugas perusahaan adalah
menyebar luaskan informasi dari produk inovatif pada segmen atau sasaran pasar
(target market) yang telah direncanakan.
b.
Interest
Pada
tahap ini calon pelanggan terdorong untuk mencari informasi lebih lanjut
mengenai produk inovatif. Tugas perusahaan adalah mempermudah para calon
pelanggan untuk memperoleh informasi yang disebarluaskan.
c.
Evaluation
Calon
pelanggan mempertimbangkan apakah akan memakai produk inovatif tersebut atau
tidak. Dalam tahap uji coba ini perusahaan harus menjaga jangan sampai produk
yang diujicoba oleh mereka ternyata tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
d.
Adoption
Jika
tahap ujicoba berhasil maka calon pelanggan akan memutuskan untuk menggunakan produk inovatif dengan penuh dan
secara teratur.
Tugas perusahaan dalam tahapan ini adalah
menjaga kepercayaan dari para pelanggan degan tetap menjaga mutu produk dan
pelayanan. Dilain pihak perusahaan harus tetap mengembangkan produk yang ada
untuk memperoleh inovasi produk yang baru.[20]
Kategori adopsi suatu Inovasi, yaitu para
pelanggan atau pemakai satu dan lainnya memiliki perbedaan dalam mengadopsi
suatu produk inovatif. Everet M. Rogers (1962) membagi pengadopsian menjadi
beberapa kategori sebagai berikut:
1.
Pelopor (early
adopters).
2.
Pengikut awal (early majority).
3.
Pengikut lambat (late majority).
4.
Kolot (laggards).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian Kretivitas
Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu
produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu
tugas yang lebih bersifat heuristic daripada
algorithmic.
2.
Langkah-langkah Berfikir Kreatif
a.
Warm
Up
b.
Finding
Inspiration
c.
Think
Out of The Box
3.
Pengertian Inovasi
Pengertian inovasi menurut UU No. 18 Tahun
2002, inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan
yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Sedangkan
menurut para ahli inovasi.
4.
Karakteristik Inovasi
Menurut
Rogers (1995), karakteristik
inovasi terdiri atas
lima aspek yaitu Keunggulan relatif
(relative
advantage), Kompatibilitas (compatibility), Kerumitan (complexity) , kemampuan untuk diujicobakan (trialability), dan kemampuan untuk diamati (observability).
5.
Prinsip-prinsip Inovasi
a.
Menganalisi peluang
b.
Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan
peluang
c.
Sederhana dan terarah
d.
Dimulai dari yang kecil, dan
e.
Kepemimpinan
6.
Peluang Inovasi
a.
Penelitian dan Pengembangan.
b.
Keberhasilan/kegagalan.
c.
Penolakan pelanggan.
d.
Kebutuhan, keinginan, dan daya beli
masyarakat.
e.
Persaingan.
f.
Perubahan demografi.
g.
Perubahan selera.
h.
IPTEK baru
7.
Proses Adopsi dan Inovasi
a.
Awarness
b.
Interest
c.
Evaluation
d.
Adaption
DAFTAR PUSTAKA
Frinces, Heflin. 2004. Kewirausahaan
dan Inovasi Bisnis. Yogyakarta: Darusalam.
Kasmir. 2014. Kewirausahaan
Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
KBBI. Pengetian Kata Wirausaha. https://kbbi.web.id. diakses pada tanggal 20 Maret 2018
pukul 11.30.
Kemendiknas. 2010. Konsep Dasar Kewirausahaan, Modul
2. Jakarta: Kemendiknas.
Kurniawati, Susanti, 2005. Prinsip-prinsip Inovasi. http://file.upi.edu/direktori/fpeb/prodi._ekonomi_dan_koperasi/susanti_kurniawati/makalah/inovasi_organisasi.pdf. diakses pada tanggal 21 Maret 2018 pukul
14.00.
Nusantara Muda. 2016. Tiga Langkah Berpikir Kreatif. https://futureleadersummit.org/artikel/tiga-langkah-berpikir-kreatif/. diakses pada tanggal 27 Maret 2018 pukul
11.30.
S, Dyah,
Karakteristik Inovasi, 2016 , http://repository.upnyk.ac.id/7522/4/prosiding_kolokium_nasional_dyah_sugandini.pdf. diakses pada tanggal 26 Maret 2018 pukul
13.00.
Takdir, S Dedy dkk. 2015. Kewirausahaan. Yogyakarta: Wijana Mahadi
Karya.
Widianti,
D. 2016. Inovasi.
respository.unisba.ac.id. diakses
pada tanggal 21 Maret 2018 pukul 13.00.
[1]
KBBI, Pengetian Kata Wirausaha, https://kbbi.web.id)online,
diakses pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 11.30.
[2]
Kasmir, Kewirausahaan Edisi Revisi, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 18.
[3]
Ibid. hlm. 19.
[4]
Takdir, S Dedy dkk, Kewirausahaan,
(Yogyakarta: Wijana Mahadi Karya, 2015), hlm. 113.
[5]
Kasmir, Op. Cit., hlm. 20.
[6]
Ibid. hlm. 21.
[7]
Kemendiknas, Konsep Dasar Kewirausahaan,
Modul 2, (Jakarta: Kemendiknas,
2010), hlm. 9-10.
[8]
http://eprints.uny.ac.id/9844/2/BAB%202%20%2008108244084.pdf,
diakses pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 11.25.
[9]
Nusantara Muda, Tiga Langkah Berpikir
Kreatif, https://futureleadersummit.org/artikel/tiga-langkah-berpikir-kreatif/,
diakses pada tanggal 27 Maret 2018 pukul 11.30.
[10]
Widianti, D, Inovasi, respository.unisba.ac.id,
diakses pada tanggal 21 Maret 2018 pukul 13.00.
[11]
Ibid, hlm. 27
[12]
Kemendiknas, Op.
Cit., hlm. 11.
[13] S, Dyah, Karakteristik
Inovasi, http://repository.upnyk.ac.id/7522/4/prosiding_kolokium_nasional_dyah_sugandini.pdf, diakses pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 13.00.
[14] Kurniawati, Susanti, Prinsip-prinsip
Inovasi, http://file.upi.edu/direktori/fpeb/prodi._ekonomi_dan_koperasi/susanti_kurniawati/makalah/inovasi_organisasi.pdf, diakses pada tanggal 21 Maret 2018 pukul 14.00.
[15] Frinces, Heflin, Kewirausahaan
dan Inovasi Bisnis, Cetakan Pertama, (Yogyakarta: Darusalam, 2004).
[16]
Kemendiknas, Op. Cit., hlm. 12.
[17] Ibid
[18]
Kemendiknas, Op.Cit,. hlm. 12-15.
[19]
Ibid, hlm. 17.
Tetapi, siapa sangka bahwa usaha rumahan modal yang relatif minim ini ternyata menguntungkan.
ReplyDeleteDan ide usaha ribu ini menjadi salah satu bisnis modal kecil yang menjanjikan.
Kamu pun bisa menjualnya melalui offline dan secara online agar mudah mempromosikannya.
Kamu bisa menyesuaikan produk keripik yang akan diolah dan disesuaikan juga dengan riset terlebih dahulu.
Mengenai tinggi rendahnya kompetitor bisnis kamu, juga bagaimana dengan ketersediaan modal yang cukup.
Ataupun kamu juga dapat mencoba berbagai jenis keripik yang unik,
Contohnya seperti keripik jengkol, keripik jamur, keripik bayam, keripik buncis, dan lain lain.
Usaha yang menjanjikan di desa